Welcome to My World

kita bisa karena biasa dan kita tidak bisa karena tidak biasa

Senin, 19 Maret 2012

PERJALANAN PANJANG MENUJU PERGURUAN TINGGI



Sebelum menulis, aku ingin mengucapkan, Selamat Ulang Tahun Indonesia ke 66! Semoga Indonesia bisa lebih baik ke depannya (bingung apa yang mau diharapkan). Seperti judul di atas, melalui artikel ini aku mau menceritakan kisah-kisah tak tak terlupakan di penghujung SMA untuk mendapatkan perguruan tinggi yang tepat. Tentunya berisi pengalaman-pengalaman yang tidak terlupakan karena semua berakhir seperti diatur sedemikian rupa oleh Tuhan dan berakhir tidak terduga. Tidak perlu terlalu banyak prolog, mari kita mulai perjalanan kita.

Berakhirnya UAN menandakan datangnya hari-hari perjuangan dimana kita berjuang untuk mendapatkan satu kursi di perguruan tinggi. Tanggal 21 April adalah hari terakhir UAN yang ketika itu adalah mata pelajaran Fisika. Menurut sumber yang saya baca, perguruan tinggi dibagi 3 jenis yaitu Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK). Contoh PTN diantaranya: ITB, UI, UGM, ITS. Contoh PTS diantaranya: USAKTI, ITI, ATMAJAYA, UPN. Contoh PTK diantaranya: STAN, STIS, STPI, AMG. Sebagian besar siswa di SMU, aku dan mungkin juga siswa-siswa di seluruh Indonesia menginginkan masuk PTN. Segala macam usaha pasti mereka lakukan pasca UAN, yakni dengan mencari bahkan menambah tempat les, mengambil privat, membeli buku-buku penunjang seperti siap PTN, 1001, kiat-kiat masuk PTN, dll. Itu semua dilakukan demi mendapatkan perguruan tinggi terbaik dengan harapan masa depan yang cerah, harga diri, biaya murah, dll.

Sama seperti siswa siswi SMU kelas 12 pada umumnya, dalam perjalanan menuju SNMPTN, aku mengikuti intensif SNMPTN di salah satu bimbingan belajar terbaik yang pernah aku jalani. Disana aku menerima banyak masukan bermanfaat demi mendapatkan perguruan tinggi beserta jurusan yang tepat. Cikal bakal perjuanganku dimulai dari sini. Tahukah anda, pada suatu ketika aku menerima hasil TO (Try Out) SNMPTN yang sangat-sangat mengecewakan dan membuat saya putus asa. Betapa kecewa diriku dan rasanya sudah tidak mungkin lagi aku dapat PTN apalagi PTN favorit. Hari itu saya benar-benar seperti orang gila ditandai dengan sikap tidak karuan, gelisah berkepanjangan, bengong, pusing, dll. By the way, hari itu juga aku membuka semua situs PTN yang ada di pulau jawa tanpa terkecuali. Nama-nama PTN seperti UNTIRTA, Univ. Jember bahkan sempat menjadi sasaranku. Kucatat semua waktu pendaftaran dan tesnya. Hal yang sama juga kulakukan untuk PTK. Ini semua kulakukan demi mendapatkan kursi di perguruan tinggi yang menunjang masa depanku.Meskipun aku masih punya kesempatan di SNMPTN undangan, aku tidak berharap banyak dari situ mengingat pilihanku yang cenderung terlalu tinggi. Mayoritas dari semua PTN punya jalur mandiri. Sebut saja selma unibraw, simak ui, penmaba unj, utm ipb, um undip, smup unpad, pkm its, ppmb unair, dll. Jika aku perhatikan, PTN yang tidak menerima jalur selain SNMPTN hanya itb dan ugm.

Tibalah hari pengumuman snmptn undangan diumumkan dan ternyata lebih cepat dari yang sudah diumumkan sebelumnya yaitu tangal 17 Mei 2011. Hasilnya? Alangkah sedihnya diriku karena disitu tercantum kata ”maaf” bagiku. Dengan itu bagaikan berakhirlah hidup. Dengan tekad yang kuat dan tanpa pikir panjang, segera diriku mendaftarkan diri di beberapa PTK dan PTN di jalur mandiri dan juga SNMPTN tertulis. Perjuangan demi perjuangan kuhadapi dalam tes-tes tersebut. Singkat cerita sampailah diriku di hari pengumuman. Dari PTN dan PTK yang kudaftar, aku lolos di

ITS : Institut Teknologi 10 Nopember

Lokasi : Sukolilo, Surabaya

Jurusan : Teknik Fisika

Jalur : SNMPTN tertulis

Keterangan : Lolos seleksi


Undip : Universitas Diponegoro

Lokasi : Tembalang, Semarang

Jurusan : Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

Jalur : PSSB Undip

Keterangan : Lolos seleksi


STPI : Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia

Lokasi : Curug, Tangerang

Jurusan : Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara

Jalur : Sipencatar STPI

Keterangan : Lolos seleksi tahap I


AMG : Akademi Meteorologi dan Geofisika

Lokasi : Bintaro, Tangerang

Jurusan : Geofisika

Jalur : Sipencatar AMG

Keterangan : Lolos seleksi tahap I


Khusus untuk PTK seperti STPI dan AMG, seleksi berlanjut ke tahap II yaitu Psikotes, tes kesehatan, tes kesamaptaan (fisik), tes wawancara. Mengapa di PTK harus ada wawancara? Dikarenakan statusnya sebagai perguruan tinggi kedinasan dengan jaminan langsung kerja, maka wawancara ini bagaikan wawancara melamar pekerjaan. Disana akan diuji seberapa besar niat kita untuk memasuki PTK tersebut. Sebagian besar dari PTK tersebut tidak dikenai biaya pendidikan bahkan beberapa PTK memberi uang saku kepada mahasiswanya. Salah satu hal yang membuat banyak orang tidak tertarik memasuki PTK adalah mayoritas lulusan PTK bergelar diploma dari 1 sampai 4 sehingga butuh waktu yang lebih lama untuk melanjut ke S1.

Hari demi hari berlalu. Teknik perencanaan wilayah dan kota yang biasa disebut planologi tidak kuhiraukan lagi karena biayanya yang super duper mahal bagi saya dan orangtua. Berhubung AMG dan STPI masih berlanjut ke seleksi tahap 2, maka sudah seharusnya saya mem’booking’ 1 tempat di ITS dengan membayar biaya masuk. Dengan hadirnya 3 option pilihan dan 2 diantaranya belum tentu masuk. Maka aku menentukan daftar prioritas. Di posisi 1 saya menempatkan STPI Curug sebagai target utama. Mengapa? Ada beberapa alasan pribadi yang menurut saya STPI Curug pantas di posisi pertama dan sekolah tersebut berhak disebut sebagai sekolah tempat mendidik putra-putri terbaik bangsa.

  1. Saya memiliki keterikatan kuat dengan penerbangan Indonesia karena banyak saudara saya yang mengadu nasib di bidang ini, diantaranya:

a. Ayah :pernah menjadi Air Traffic Controller (ATC) di bandara palangkaraya, Kalteng

b. kakak sepupu : sekarang ATC di bandara Waengapu, NTT

c. Abang sepupu: sekarang mayor di TNI AU

d. Abang sepupu: sekarang laksamana pertama di TNI AL sebagai Danpuspenerbal (Komandan Pusat Penerbang Angkatan Laut)


2. STPI layak dikatakan sebagai sekolah tempat mendidik putra-putri terbaik bangsa karena serangkaian tes yang diberikan sangat selektif yang tidak hanya sekedar menguji kemampuan otak, tetapi juga kemampuan jasmani, mental, dan kesehatan. Serangkaian tes yang diuji adalah tes akademik: Fisika, Matematika, Bahasa Inggris, TPA; tes kesehatan: Tinggi dan berat badan,visus, urin, darah, tensi, rekam jantung, gigi, rontgen, keutuhan tubuh, buta warna, ambeien, varises;

psikotes; tes kesamaptaan (fisik): Lari keliling lapangan sepakbola 12 menit, push-up, sit-up, pull-up, lari angka 8; tes wawancara. Dari serangkaian tes tersebut, maka jelaslah peserta yang diambil sangatlah selektif. Bahkan aku berani menyebutkan bahwa mahasiswa FKUI ataupun mahasiswa Informatika ITBpun tidak selalu lebih baik dari taruna STPI karena merekapun belum tentu bisa masuk STPI.


Di posisi kedua terdapat kebingungan besar untuk menempatkan amtara AMG dan ITS karena keduanya memiliki aspek positif dan negatif yang berimbang.

Singkat cerita, setelah beberapa hari mendaftar ulang di ITS Surabaya, aku langsung pulang ke jakarta untuk mengikuti tes tahap 2 AMG di bintaro dan STPI di curug. Tes tahap 2 AMG cenderung sama dengan STPI, namun tes kesamaptaan tidak ditemukan di AMG. Dikarenakan lokasi STPI yang lumayan jauh dari rumah dan tes menghabiskan waktu hampir seminggu, maka saya dan orangtua sepakat untuk menyewa kos-kosan di area STPI untuk seminggu ke depan. Dari informasi yang saya tanya ke panitia STPI, disebutkan bahwa taruna yang diterima di jurusan saya berjumlah 30 orang dari 50 orang yang sudah lulus seleksi akademik termasuk saya disana. Secara peluang memang terlihat tidak berat karena didukung juga dengan adanya beberapa peserta yang sudah mengundurkan diri karena telah diterima di SNMPTN, jalur mandiri PTN dll dan memilih PTN tersebut. Seluruh tahapan seleksi tahap 2 kulewati dengan relatif lancar. Diumumkan bahwa Pantukhir (Rapat Penentuan Akhir) untuk AMG tanggal 15 agustus 2011 dan STPI tangal 2 Agustus 2011. Setelah saya memeriksa kembali jadwal kegiatan saya di kampus ITS, ternyata Pantukhir tidak bisa ditunggu di jakarta karena selama itu ada serangkaian kegiatan mahasiswa baru di kampus ITS. Jika aku memaksakan diri untuk tidak mengikuti kegiatan di ITS, bisa jadi kursi di ITS hilang. Dengan segera, aku meninggalkan jakarta.

Tibalah saya di kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah DKI jakarta yakni Surabaya. Sesampainya di ITS, saya segera mencari kos-kosan. Hari itu saya sudah menjadi mahasiswa yang sangat-sangat telat untuk menyewa kos-kosan. Semua tempat kos-kosan seperti Asrama, perumahan dosen, dan kos-kosan di luar kampus telah ’booked’. Perlu tenaga ekstra untuk mencari dan mencari kosan disana. Namun pada akhirnya didapatlah tempat kosan yang lumayan jauh dari fakultas dan terlihat sederhana. Hari itu tanggal 24 juli 2011. Beruntungnya, saya diberi keringanan oleh ibu kos untuk menyewa kosan tersebut terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2011. Finally, di kamar itulah diriku menghabiskan waktuku selama sebulan di surabaya. Eits tunggu dulu! Pengumuman STPI keluar pada 2 Agustus. Jika saya lolos, maka saya akan segera pulang ke Jakarta. Kalau ternyata tidak lolos, apa boleh buat, saya memang ditakdirkan untuk lebih lama lagi di surabaya. Begitu juga dengan pengumuman AMG tanggal 15 Agustus. Kegiatan yang saya lakukan di ITS diantaranya adalah TPA, Training kepribadian, TOEFL, Psikotes, IPITS (Informasi dan Pengenalan ITS), penerimaan mahasiswa oleh senat ITS, dan perwalian dengan dosen. Sebagai informasi, saya di ITS dengan nama Admiral Musa Julius, NRP : 2411100090, di fakultas teknologi industri (FTI) jurusan Teknik Fisika.

Hari yang ditunggu-tunggu itupun datang. Tanggal 2 Agustus bertepatan dengan keluarnya pengumuman STPI, maka saya segera datang ke kosan temanku untuk meminjam laptopnya.Ternyata hasil yang diraih tidak menghasilkan senyum bagiku di pagi itu. Saya merasa sangat terpukul karena belum bisa meneruskan perjuangan keluarga-keluarga saya. Begitu juga saya merasa ditipu oleh panitia, karena dari 30 orang yang dijanjikan lolos, hanya 17 orang yang tercantum disana. Menanggapi hal ini, saya lebih baik berpikir positif saja, mungkin di perhubungan udara sudah kebanyakan pegawai. Tentunya kini tinggal satu kesempatan saya untuk kuliah di jakarta, yakni di AMG dan saya berharap banyak pada tanggal 15 agustus nanti.

Kegiatan demi kegiatan di ITS kulalui. Suasana persahabatan di ITS membuatku nyaman bersama dengan teman-teman disana. Disana saya tergabung dengan mahasiswa teknik fisika, persekutuan mahasiswa kristen ITS (PMK ITS), dan mahasiswa bonapasogit (MBP). Kesan yang tak terlupakan di PMK ITS adalah ketika mengenal dosen agama kristen yang bernama Raja Oloan Saut Gurning yang dari namanya sudah ketahuan kalau dia berasal dari daerah yang sama dengan saya di Sumatra Utara, meraih gelar S1 di teknik perkapalan ITS Surabaya, S2 di Swedia, dan S3 di Australia. Begitu juga dia mengenalkan anak didiknya yang begitu ia kagumi bernama Erwin Sihombing karena terkenal dengan prestasinya yang gemilang mendapat IP cumlaude berturut-turut dari semester satu sampai semester tujuh. Sebagai informasi, PMK ITS mayoritas diisi oleh dua ras besar yakni Batak dan China.

Apa itu MBP? Mahasiswa bonapasogit berisi mahasiswa yang memiliki keterkaitan dengan sumatra utara. Perkumpulan ini tidak memandang agama ataupun ras tertentu, namun perkumpulan ini terbuka untuk semua orang dengan ras ataupun agama manapun yang memiliki keterkaitan dengan sumatra utara. Kenapa bisa ada MBP? Konon katanya, MBP didirikan pada tahun 1990 sebagai perkumpulan tidak resmi di ITS. MBP diprakarsai oleh kakak-kakak kita dari sumatra utara terdahulu karena adanya rasa senasib sepenanggungan bagi mereka yang sudah merantau dari Sumatra Utara dan mereka merasa perlu dibuat sebuah wadah yang bisa membuat mereka berkumpul sekata, satu tujuan, dan saling memberikan motivasi di tempat perantauan.Kembali ke topik awal, bersama dengan teman-teman di ITS saya bisa berbuka puasa, beribadah, tidur bersama dan banyak keakraban lain yang tidak bisa disebutkan sehingga membuat diriku melupakan jakarta dan AMG. Tahukah anda, saya bersama dua teman sejurusanku menyempatkan diri untuk menyambangi tempat yang cukup terkenal di surabaya karena maraknya prostitusi disana yang dikenal dengan nama “gang dolly”. Tentunya sebagai mahasiswa yang menjunjung tinggi pancasila sila pertama, kami kesana tidak bermaksud untuk hal yang bertentangan dengan jalan Tuhan, melainkan untuk sekedar mengetahui letak dan aktifitas disana. Hari itu masih bulan puasa sehingga penglihatan yang kami dapati cenderung tidak sesuai harapan. Gang dolly dimalam hari yang disebutkan orang pada umumnya tidak terlihat utuh seperti yang mereka katakan. Kami hanya melihat gang dengan suasana sepi. Namun suasana itu masih bisa kami dapatkan. Sebagai gambaran saja, gang dolly berlokasi di tengah kota surabaya, di putat jaya. Lokasinya berupa banyak gang yang berisi petakan-petakan, tempat karaoke, bar, toilet-toilet umum, tempat parkir, warung jamu, warung rokok yang sebagian besar menjual kondom beserta para penjaja yang duduk-duduk di pinggir jalan. Petakan-petakan tersebut kami duga kuat sebagai tempat “pelayanan” dari PSK di situ. Kenapa? Sebab petakan-petakan tersebut pada hari itu ditempeli kertas bertuliskan “Maaf, semua tempat hiburan selama bulan ramadhan sementara ditutup”. Tulisan ini sudah cukup mewakili. Sedangkan itu, rumah pendudukpun juga ada di tengah-tengah gang itu, namun mereka mencantumkan tulisan “tempat tinggal” yang diduga kuat untuk menghindari datangnya pasangan untuk menyewa rumah tersebut. Di hari biasa gang itu memang dipenuhi dengan agen, penjaja, konsumen, pedagang obat, pedagang kontrasepsi. Mengerikan memang, negara yang menganut paham sila pertama “ Ketuhanan Yang Maha Esa”, melegalkan tempat tersebut beserta aktifitasnya. Bahkan saya sendiri pernah menyaksikan berita di Televisi bahwa beberapa petinggi negara pun ada yang menjadikan dolly sebagai tempat refreshing mereka. Bagaimana anda menyikapi hal ini? Apakah anda tetap diam saja melihat hal ini? Tentunya sebagai generasi muda sudah sepatutnya kita tidak tinggal dam. Jika saya diberi kewenangan, maka saya tidak segan-segan untuk melarang keras dan menutup tempat hiburan itu. Masih banyak tempat penyegaran diri yang lebih bermanfaat daripada ke tempat terlarang seperti itu. Bahkan jabatanpun saya pertaruhkan juga untuk menutup tempat terlarang itu. Bagaimana jika anak cucu kita melihat tempat itu dilegalkan? Bukankah tradisi terlarang itu akan terus dan terus turun kepada generasi mereka? Bukankah itu berarti kita membiarkan negara kita ini secara perlahan-lahan mengalami kemerosotan moril sehingga menjadi negara terbelakang? Tidak ada pilihan lain selain adanya aksi nyata dari kita generasi muda. Singkat cerita, hari semakin malam, takut tidak ada kendaraan pulang, kami segera meninggalkan gang dolly. Ternyata dugaan kami benar. Angkutan kami kembali ke kosan susah sekali dicari. Jika seharusnya kami angkot tiga kali untuk kembali, waktu itu kami hanya naik angkot sekali dan sisanya diakhiri dengan jalan kaki, ahahahaha. Kami berjalan kaki dari Ngagel sampai keputih, tempat kosan kami. Untuk mengisi bahan bakar, kami sempat mampir untuk makan nasi goreng di pinggir jalan juga. Memang malam yang cukup sial bagi kami.

Tibalah kembali diriku di hari-hari yang ditunggu-tunggu. Senin 15 agustus 2011, pengumuman kelulusan AMG akhirnya keluar. Puji Tuhan, ada namaku tercantum lulus disitu. Beda seperti pengumuman pada umumnya, perasaanku disini cenderung biasa-biasa saja. Alasannya sudah jelas karena aku sudah terlanjur nyaman dengan surabaya beserta isinya. ITS yang dibanggakan karena salah satu PTN terbaik di Indonesia berbasis teknologi, hampir setara dengan ITB, serta berada dalam kondisi puncak karena pada akhir-akhir ini menjuarai banyak lomba internasional seperti juara 1 kontes robotika yang digawangi mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS ITS)dan juara 1 mobil paling irit di kontes Asia Eco Shell Marathon di Sepang, malaysia, menggunakan metode urban concept, digawangi oleh mahasiswa teknik mesin ITS dan dirakit di bengkel ITS. Begitu juga suatu kebanggaan besar bisa belajar di kampus tempat menteri pendidikan nasional belajar yakni Mohammad Nuh. Beliau lulusan dari teknik elektro ITS, pernah menjadi dosen multimedia di teknik elektro dan menjadi rektor di kampus ITS. Malam setelah pengumuman itu adalah malam paling menggelisahkan dalam hidup saya. Bukannya berlebihan, tapi memang kenyataannya demikian. Malam itu lebih parah dari malam menjelang pengumuman UAN dan SNMPTN. Bagaimana tidak? Keputusan berat harus saya tentukan demi masa depan. Semua pertimbangan bercampur aduk di otak saya. Karier, orangtua, nama besar, kesempatan kerja, kenyamanan, dll menjadi pertimbangan-pertimbangan yang wajib dipikirkan. Alhasil malam itu memang saya tidak bisa tidur. Tiket pulang ke jakarta sudah terbeli dengan jadwal tangal 17 agustus, jam 6 pagi. Itu artinya tinggal sehari saja saya menentukan apakah saya meninggalkan beberapa barang di surabaya ataukah saya membawa semua barang ke jakarta. Kuhabiskan sisa-sisa waktuku di surabaya untuk berkonsultasi hal ini dengan orang-orang terdekat beserta orang-orang jauh melalui telepon atau dunia maya. Bayangkan saja pada malam itu aku sudah bisa memantapkan diri untuk kuliah di AMG. Aku harus mengemas semua barang tanpa terkecuali. Tidak tahu apakah saya suatu saat nanti bisa studi di ITS lagi atau tidak, yang pasti saya harus melanjutkan pendidikan setelah SMA di jakarta. Malam itu saya berpamitan dengan beberapa teman saja dengan maksud untuk tidak mengecewakan banyak teman yang sudah dekat dengan saya. Malam setelah saya mengemas barang, saya menumpang di kosan teman yang sudah sangat dekat dengan saya, Ray Pongdatu. Malam itu tidak tampak seperti kami akan berpisah, melainkan kami tetap tertawa layaknya kami masih terus bersama dalam waktu yang lama. Tentunya kenangan yang sangat indah pada malam itu.

Pagi itu datang, dering alarm di HP pada pukul 03.30 membangunkan saya dari tidur. Segera saya ke kamar mandi untuk mencuci muka, tanpa mandi, bersiap berangkat ke bandara. Penghormatan beserta rasa terima kasih terbesar saya berikan kepada kakak dari Ray, karena beliau begitu baik hati mau mengantarkan saya ke bandara Juanda, Sidoarjo padahal hari itu masih pagi-pagi benar dan jaraknya yang cukup jauh dari kampus ITS. Pesawat yang saya naiki waktu itu adalah citilink pukul 06.00 dan pergilah saya meninggalkan kota surabaya, kota dengan ribuan cerita masa lalu saya. Menyedihkan untuk dikenang. Kebetulan dalam pesawat saya tidak sendiri. Saya juga satu pesawat dengan teman satu jurusan di Teknik Fisika yakni Seno beserta teman-teman satu SMAnya di Labschool kebayoran. Sampailah saya di bandara Soekarno-Hatta, jakarta pukul 07.15. Sebulan di surabaya membuatku rindu dengan tanah kelahiranku. Dari situ saya segera pulang ke rumah di depok.

Hari demi hari di jakarta berlalu. Kini diriku sudah memantapkan hati untuk kuliah di kampus kebanggaanku di Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG). Sebagai informasi:

AMG didirikan pada tahun 1955 di ITB. Pada tahun 1960 AMG berpindah lokasi ke Jakarta. Pada tahun 1978 AMG berganti nama menjadi Badan Pendidikan dan Latihan Meteorologi dan Geofisika (BPLMG) di bawah Departemen Perhubungan. Sejak tahun 2000, BPLMG berubah nama menjadi AMG kembali dan kampusnya pindah ke Jl. Perhubungan I Pondok Betung - Bintaro, jakarta Selatan. Pada tahun 2004 AMG langsung di bawah naungan BMG yang berstatus sebagai Lembaga Non Departemen (LPND). Jurusan-jurusan di AMG yaitu Meteorologi (Ilmu Cuaca), Klimatologi (Ilmu Cuaca juga), Geofisika (Ilmu Gempa), Instrumentasi (Ilmu keteknikan peralatan-peralatan BMKG). Program AMG:



Berikatan dinas dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tidak

diasramakan. pendidikan dilaksanakan dalam 6 semester dengan praktek kerja di stasiun BMKG di seluruh Indonesia:

Tahun Pertama : kuliah Semester 1 dan 2

Tahun kedua : Praktek kerja di stasiun

Tahun Ketiga : kuliah semester 3 dan 4

Tahun Keempat : Kuliah semester 5 dan 6

Mendapat uang tunjangan ikatan dinas (TID)


Taruna yang dinyatakan lulus akan diberikan ijasah sesuai dengan program yang ditempuh. lulusan AMG yang berikatan dinas dengan BMKG akan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan pangkat pengatur /2c pada instansi BMKG, dan ditugaskan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh wilayah NKRI.

Dan kumulailah hari-hariku di AMG bersama teman-teman dari seluruh pelosok tanah air. Saya sangat senang kuliah disini dan ada kebanggaan tersendiri ketika kuliah di AMG. Bukan karena kuliah gratis ataupun seragam, tetapi karena dapat secara nyata berbakti kepada Nusa dan Bangsa. Buat apa kuliah di tempat ternama dan pintar namun ujungnya berbakti kepada bangsa lain? Satu hal yang wajib anda pasang di dada anda wahai para pemuda Indonesia ,” Jangan tanyakan apa yang negara telah berikan kepada kalian, tetapi tanyalah pada dirimu sendiri apa yang telah kalian berikan kepada negara” –Abraham Lincoln-. Menggebu-gebu rasanya semangat ini bila menghayati kalimat tersebut. Bagaimana kelanjutan kisah saya di AMG? Apakah saya merasa nyaman? Apakah sebaliknya? Mungkin butuh waktu bagi saya untuk bercerita kembali. Namun satu hal yang perlu anda ingat bahwa Tuhan selalu memberi yang terbaik bagi hambaNya yang setia kepadaNya. Jadilah setia, takut serta kasih kepadaNya sebab Ia lah yang menentukan masa depan kita (Man Proposes, God Disposes). Sekian cerita dari saya. Semoga menginspirasi anda semua, dan doakan saya supaya dapat sukses terus menjalani hari-hari dalam belajar serta menggapai cita-cita dan karier. Terima kasih

4 komentar:

  1. Iseng2 goggling dengan keyword "Ray Pongdatu", aku menemukan blogmu dan tulisan bagus ini.
    Kisah hidupmu menarik sekali bro..:D
    Sukses selalu disana ya..
    Tuhan memberkatimu kawan

    BalasHapus
  2. kisah hidup yg menyengkan kawan............

    BalasHapus
  3. kak pas masuk amg,ketika tes kesehatan jika gigi geraham berlubang gimana ya kak?

    BalasHapus
  4. Wynn casino in Las Vegas - JTM Hub
    LAS 여수 출장안마 VEGAS (KHTV) -- Wynn 태백 출장샵 Resorts 동해 출장마사지 Ltd. (WYNN:NASDAQ: WYNN:NASDAQ) today announced 경산 출장안마 a $8.25 billion (GBP) expansion project, called 남양주 출장마사지 Wynn

    BalasHapus